Rabu, 27 Januari 2016

Sekilas Tentang Candi Borobudur

Candi Borobudur

Candi borobudur adalah sebuah karya religious yang sangat megah peninggalan Dinasti Sailendra pada abad ke-8. Bangunan suci agama Budha ini dibangun pada masa pemerintahan raja Samaratungga dari Wangsa Sailendra. Bangunan candi selesai dibangun pada pertengahan abad ke-8 namun Raja yang mempelopori pembangunan candi ini tidak bisa menikmati kemegahannya karena sudah meninggal. Candi borobudur masih meninggalkan berbagai macam hal tersembunyi yang belum terkuak. Asal-usul dari nama 'Borobudur' sampai sekarang masih menjadi perdebatan karena beberapa ahli mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Tidak ada prasasti, teks kuno, atau kitap-kitap lama yang memberikan penjelasan dengan pasti. Salah satu teori yang cukup mendekati adalah nama Borobudur berasal dari nama 'Boro dan Bedhuhur' memiliki arti ' Vihara' dan 'Gunung/Dataran Tinggi' jadi Borobudur adalah Vihara yang terletak di atas bukit atau gunung. Ada juga sumber sejarah bahwa yang menyebutkan kata  'Borobudur' pertama kali adalah Sir Thomas Stamford Raffles, penemu kembali Candi Borobudur pada abad ke 18, dalam bukunya yang berjudul sejarah pulau jawa. Para sejarawan menyatakan bahwa Raffles menyebut borobudur dari kata 'bore' dan 'budur', bore artinya ialah desa sebuah desa yang terletak di dekat lokasi letak candi borobudur ditemukan sedangkan budur artinya purba. Namun, teori yang ini sangat lemah untuk dipertanggung-jawabkan.

Candi Borobudur diperkirakan mulai dibangun pada tahun 750 masehi. Keahlian nenek moyang bangsa Indonesia pada abad ke-7 yang diperkirakan belum mengenal tehnik bangun arsitektur yang tinggi ternyata sangat salah.  Candi Borobudur dibangun perhitungan ruang bangun arsitektur yang sangat rumit dan canggih. Badan candi menggunakan lebih dari 2 juta potong besar batu andesit. Coba bayangkan bagaimana nenek moyang kita membangun bangunan megah seperti itu tanpa bantuan alat-alat modern saat ini. Banyak para ahli dan ilmuan dari seluruh penjuru dunia yang datang untuk mempelajari teknik pembangunan candi Borobudur. Mereka sangat memuji kecerdasan orang-orang yang bekerja untuk membangun candi di masa lampau. Dengan alat sederhana dan manual nenek moyang kita mampu menyusun batu-batu gunung dengan presisi dan arsitektur yang sangat rapih. Ada yang memperkirakan batu itu berasal dari gunung merapi namun bagaimana membawanya dari gunung merapi menuju lokasi candi mengingat lokasinya berada di atas bukit.

Candi borobudur memiliki total 72 Stupa dan 504 patung Buddha. Stupa adalah identitas candi yang bercorak Agama Budha. Di dalam stupa inilah 'Sidharta', Budha yang pertama kali, ingin tubuhnya di semayamkan sebagai pengingat untuk para pengikut ajarannya. Dari 504 patung Budha yang ada saat ini tidak lebih dari 120 buah yang masih lengkap dan baik kondisinya, sebagian besar sudah rusak, tanpa kepala, dan hilang. 

Banyak sekali yang bisa dipelajari dari sebuah Candi Borobudur. Dari bagian bawah sampai pucuk atas tersimpan ribuan ajaran Budha yang sangat universal, artinya siapa saja dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dari bidang rancang bangun juga banyak sekali ilmu yang dapat di serap. Masa lalu bangsa Indonesia memang sangat membanggakan. Saat ini banyak yang mencoba untuk menutupi kemegahan karya asli nenek moyang Indonesia. Saatnya sebagai generasi penerus bangsa harus secara aktif mempelajari dan mengembangkan kebudayaan tinggi yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita sendiri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar