Selasa, 19 Mei 2020

Dewi Sri Adalah Simbol Kesuburan Masyarakat Jawa

Dewi Sri
Lukisan Dewi Sri oleh Jarot Hadrian
Dewi Sri dianggap sebagai Dewi Padi pada kehidupan masyarakat Jawa sampai saat ini. Dewi Sri diharapkan mendatangkan kesuburan dan kesejahteraan masyarakat. Kesejaterahan dan kesuburan juga diceritakan pada era Rakai Sanjaya yang lebih kurang memerintah selama setengah abad. Pada prasasti Canggal, 732 yang dikeluarkan oleh Rakai Sanjaya diceritakan bagaimana kesejaterahan dan kesuburan tanah Jawa. Berikut ini cuplikan prasasti Canggal yang berkaitan dengan hal tersebut:

Bait 1 menguraikan pembangunan lingga oleh Rakai Sanjaya di atas gunung.
Bait 7 tentang pulau Jawa yang sangat makmur, kaya akan tambang emas dan banyak menghasilkan padi.
Bait 12 menguraikan kesejaterahan, keamanan dan ketentraman negara. Rakyat dapat tidur di jalan, tidak perlu takut akan pencuri dan penyamun atau akan terjadi kejahatan lainnya. Rakyat hidup serba senang.

Masyarakat Jawa sampai saat ini sangat tergantung pada hasil pertanian sebagai sumber mata pencahariannya. Pada jaman Hindhu Budha dulu mereka memilih Dewa Wisnu dan Dewi Sri sebagai salah satu dewa yang dipuja. Dalam mitologi India, Dewa Wisnu merupakan dewa pemelihara dan penyelamat dunia. Salah satu arca Wisnu yang ditemukan di candi Barong Yogyakarta duduk dalam sikap paryankasana, sikap tangannya varamudra, yaitu sikap tangan memberi anugerah, sedangkan Dewi Sri yang merupakan salah satu sakti Dewa Wisnu, dianggap sebagai Dewi Padi dalam kehidupan masyarakat Jawa. Dengan demikian, melalui pemujaan Dewa Wisnu dan Dewi Sri diharapkan mendatangkan berkah kesuburan, sehingga dapat memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.

sumber:
Djarot Hadrian
Slamet Muljana